Alloh berfirman :
فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ ١٥٩
Artinya: ” … Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Alloh. Sungguh Alloh menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS Ali Imran [3] : 159)
Orang yang bersikap tawakkal bukan berarti ia memasrahkan hidupnya secara total kepada Alloh, lalu tidak perlu bekerja dan berusaha, akan tetapi pemahaman yang tepat adalah, ia tetap terus bekerja dan berusaha keras. Yang ia pasrahkan kepada Alloh adalah ketentuan sukses-tidaknya atau berhasil-gagalnya pekerjaan yang telah diusahakannya itu. Ia siap menerima apapun hasil dari pekerjaannya. Jika usahanya berhasil/sukses, maka ia akan bersyukur, dan jika gagal maka akan bersabar, kemudian berusaha lagi sampai usahanya berhasil.
Contoh 1. Rosululloh SAW adalah orang yang tentu dijaga keamanannya oleh Alloh SWT. Namun beliau SAW tetap berusaha melindungi dirinya dari gangguan dan ancaman pembunuhan. Misalnya, ketika beliau berhijrah ke Madinah, para pemuda kafir Quraisy berusaha membunuhnya. Beliau dan Abu Bakar berusaha menghindar dari kejaran mereka dengan cara bersembunyi di gua Tsur selama tiga hari, agar mereka tidak mampu melacaknya, kemudian beliau memasrahkan hidup matinya kepada Alloh. Pada saat kaum kafir quraisy berada di depan mulut gua dan hampir saja menemukan jejak persembunyiannya, Abu Bakar sempat merasa ketakutan, namun beliau SAW dengan mantap menenangkan Abu Bakar seraya berkata: ”Laa tahzan. Innallooha ma’anaa” (Jangan takut. Sesungguhnya Alloh bersama kita). Setelah dirasa aman, beliau SAW kemudian melanjutkan hijrahnya melewati rute perjalanan yang tidak biasa dilewati para musafir atau kafilah dagang agar sukar dilacak, sehingga beliau sampai di Madinah dengan selamat.
Kalau ada orang yang memasrahkan hidupnya secara total kepada Alloh, lalu tidak mau bekerja dan berusaha, itu bukan sikap tawakkal, akan lebih tepat disebut sikap ngelokro (Al-Jabr, fatalis), tak berdaya atau berputus harapan. Orang yang memiliki sikap seperti ini disebut kaum jabbariyah, ia bagaikan orang yang kalah sebelum bertanding atau mati sebelum berperang.
Contoh 2 : Pemahaman yang salah terhadap tawakkal. Suatu hari Rosululloh SAW melihat seorang baduwi melepaskan ontanya tanpa diikat terlebih dulu. Ketika beliau tanyakan kepadanya, kenapa ia melakukan yang demikian itu, maka orang itu menjawab: “Saya bertawakkal kepada Alloh“. Lantas beliau bersabda : “Bukan itu yang namanya tawakkal, akan tetapi ikatlah dahulu ontamu, kemudian baru bertawakkal“.
Hikmah & Manfaat Sikap Tawakkal
Rosululloh SAW menjelaskan hikmah dan manfaat dari sikap tawakkal dalam hadis Nabi berikut :
عَنْ عُمَرَبْنِ الْخَطَّابِ قَالَ : قَالَ رَسُلُ اللهِ ﷺ : لَوْ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهٖ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُ وْ خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا (رواه الترمِذي)
ارتيپا : “داري عُمَرْ بِنْ خَطَّابْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، ايا بٓركاتا, باهوا رسول الله ﷺ تلاه تبٓرسابدا : سٓكيراۑا كاليان بٓرتَوَكَّلْ كٓڤادا الله دٓڠان سٓبٓنارۑا توكل، نيسچايا الله مٓمبٓري رِيزْقِي كٓڤادا كاليان سٓڤٓرتي الله مٓمبٓري رِيزْقِي كٓڤادا سٓئّكور بوروڠ، ياڠ ڤٓرڮي دي ڤاڮي هاري دالام كٓئاداأن لاڤار دان ڤولاڠ دي سورٓ هاري دالام كٓئاداأن كٓۑاڠ “
Selain hikmah dan manfaat di atas, sikap tawakkal akan melahirkan perilaku-perilaku terpuji, diantaranya :
- Bersyukur jika sukses dan bersabar jika mengalami kegagalannya,
- Sangat menyadari dan meyakini berlakunya qodho’-qodar Alloh.
- Bersikap tawadhu’ (andap asor, rendah hati) dan tidak takabbur atas prestasi kerjanya.
- Qona’ah, nerimo ing pandum, menerima pemberian apa adanya.
- Bersikap ridho (puas) dan ikhlas dengan hasil usahanya, betapa pun kecilnya.
- Bekerja keras tanpa mengenal putus asa
- Memandang segala sesuatu dengan penuh optimis.
- Hatinya tenang-tentram, dan hidupnya akan dicukupi / dijamin Alloh :
وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا ٣
Artinya: “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Alloh niscaya Alloh akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Alloh melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Alloh telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (QS At-Thalaq : 3)
Eksplorasi konten lain dari Ruangku Belajar
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.