Iman Kepada Kitab Allah

Share Post
Flashdisk Kitab Kuning PDF

Pada perkembangan berikutnya, Kitab Injil ini diubah dan dipalsukan oleh umatnya. (Baca QS Al-Maidah,[5]:15), sehingga Kitab Injil yang beredar sekarang ini dan menjadi pegangan orang nasrani sudah tidak asli lagi. Bahkan Kitab Injil yang beredar sekarang ini merupakan karangan 4 orang, yang berisi kisah atau laporan tentang kehidupan dan ajaran Nabi Isa, serta doktrin trinitas dari Paulus. Keempat kitab Injil tersebut meliputi:

Injil Matius. Dikarang oleh Santo Matius, seorang Yahudi yang semula bekerja sebagai pegawai pemungut pajak.

Flashdisk Kitab Kuning PDF

Injil Markus. Ditulis oleh Markus. Semula ia beragama Yahudi, lalu masuk agama Kristen. Ia mati dibunuh para penyembah berhala di Mesir pada tahun 62 M.

Injil Lukas. Dikarang oleh Lukas, seorang tabib asal Antiokia-Yunani. Ia adalah murid Paulus, pendiri agama Kristen. Kedua orang (Lukas dan Paulus) ini belum pernah bertemu dengan Nabi Isa.

Injil Yahya atau Yohanes. Menurut Encyclopedia Britanica, Injil ini ditulis oleh Yahya pada tahun 100 M. Isinya secara tegas mengajarkan Ketuhanan Yesus Kristus (Nabi Isa).

Keempat Injil tersebut lalu disahkan oleh sidang Synode (Muktamar gereja-gereja) yang diadakan oleh Kaisar Romawi Constantinus di kota Nicea (daerah Asia Kecil, dekat Konstantinopel) pada tahun 325 M. Sedangkan puluhan Injil lainnya dianggap sebagai Injil Apocrypha (tidak sah), karena tidak mengajarkan doktrin trinitas (yaitu Tuhan terdiri dari tiga oknum, meliputi Tuhan Bapa Allah, Tuhan Putra Yesus Kristus, dan Rohul Kudus). Diantara Injil yang dianggap tidak sah oleh pihak Gereja tersebut adalah kitab Injil Barnabas, yang Isi kandungannya ternyata banyak kesamaannya dengan isi Al-Qur’an, diantaranya berisi informasi tentang akan datangnya seorang Nabi Akhir Jaman yang berasal dari keturunan Nabi Ismail, yang bernama Ahmad atau Muhammad SAW.

Kitab Al Qur’an

Pengertian Al Qur’an

مّنوروت باهاسا (أّتيمولوݤي), كاتا “اَلْقًرأن” مّرثڤاكان بّنتوء مّصْدَرْ جاري فِعِلْ “قَرَأَ – يَقْرَأُ”, ياڠ ارتيپا : باڇاأن. سّداڠكان مّنوروت إيستيلاه (تّرمينولوݤي), القُرأن ادالاه كِتاب الله ياڠ بّرصيفات مُعْجِزات, ياڠ ديتورونكان كّڤادا نَبي محمّد, ياڠ تّرتوليس دي مُصْحَفْ-٢ , ياڠ ديريواياتكان سّڇارا مُتَوَاتِر, دان مّمباڇاپا دينيلاي عِبادَه.

Kitab suci Al-Qur’an memiliki beberapa nama lain, diantaranya:

  1. الذّكْر )Adz-Dzikr), artinya peringatan
  2. الفُرْقَان (Al-Furqan), artinya pembeda antara yang hak dan yang batil.
  3. الكِتَاب \ كِتابُ الله (Al-Kitab / Kitabullah), artinya kumpulan wahyu dari Alloh
  4. النُّورْ (An-Nur, artinya cahaya
  5. البُرْهَانْ (Al-Burhan), artinya bukti kebenaran dari Alloh.
Sejarah Turunnya Al-Qur’an

Wahyu Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril adalah ayat 1 -5 surat surat Al-‘Alaq ayat 1-5, ketika beliau sedang ber-tahannuts (berkholwat, menyendiri) di Gua Hira’ (Jabal Nur) di malam hari pada tanggal 17 Ramadhan tahun 13 sebelum hijrah, bertepatan dengan tanggal 6 Agustus tahun 610 M. Peristiwa turunnya Al-Qur’an pertama kali ini lalu dikenal dengan istilah Nuzulul Qur’an. (نُزُولُ الْقُرآن)

Bunyi ayat yang pertama kali turun :

اِقْرَأْبِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ  ﴿﴾  خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ ۚ﴿﴾ اِقْرَأْ  وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُ  ۙ﴿﴾  اَلَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِ  ۙ﴿﴾  عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ ۗ

ارتيپا : “(۱).باڇالاه دّڠان (مّپّبوت) ناما توهانمو ياڠ مّنڇيڤتاكان, (۲)  ديا تّلاه مّنڇيڤتاكان مانوسيا داري سّݤومڤال داراه, (۳) باڇالاه, دان وهانمولاه ياڠ ماها ڤّموراه, (٤ ياڠ مّڠاجار (مانوسيا) دّڠان ڤّرانتاراان قالام (ڤّنا)و, (٥) ديا مّڠاجار كان كّڤادا مانوسيا  اڤا ياڠ تيداء ديكّتاهويپا.”   (سورة العَلَق : ۱-٥)

 

Sedangkan ayat terakhir turun ialah ayat 3 surat Al-Maidah pada waktu Rosululloh sedang melakukan Wuquf di ‘Arafah tanggal 9 Dzulhijjah tahun ke-10 Hijriyah (633 M) ketika Haji Wada’.

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَ أَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِيْنًا

ارتيپا : “(۳).ڤادا هاري ايني تّلاه كو سّمڤورناكان اوتوك كامو اݤامامو, دان تّلاه كو ڇوكوڤكان كّڤادامو نيعماتكو, دان تّلاه كو ريضاي إسلام سّباݤاي اݤامامو. (سورة المَائِدَةْ : ٣)

Seluruh isi Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 114 surat dan 6666 ayat, yang diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas.

Ketigapuluh juz tersebut diturunkan secara berangsur-angsur didalam dua periode selama kurang lebih 23 tahun, atau tepatnya selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.

Periode Makkah, yakni ketika Nabi Muhammad SAW menetap di kota Makkah selama kurang lebih 13 tahun atau 12 tahun 5 bulan 13 hari. Yang turun sebanyak 91 surat.. Ayat atau surat yang diturunkan di Makkah ini disebut ayat/surat Makkiyyah. (مَكِّيَّةْ)

Ciri-ciri ayat/surat Makkiyyah :

1).  Ayat/suratnya pendek-pendek

2).  Dimulai dengan: “Yaa Ayyuhan-naasu….” (Wahai manusia ….)

3).  Pada umumnya mengajarkan masalah keimanan (ajaran tauhid, janji dan ancaman, hari kiamat), akhlak dan sejarah umat jaman dahulu.

Periode Madinah, yakni setelah Nabi Muhammad SAW hijrah dan menetap di kota Madinah selama kurang lebih 10 tahun, atau 9 tahun 9 bulan 9 hari. Yang turun sebanyak 23 surat atau 1/3 dari keseluruhan surat Al-Qur’an.

Ayat atau surat yang turun di Madinah ini disebut ayat atau surat Madaniyyah   (مَدَنِيَّةْ).

Ciri-ciri ayat/surat Madaniyyah:

1).  Ayat/suratnya panjang-panjang.

2).  Dimulai dengan: “Yaa ayyuhalladziina aamanuu…” (Wahai orang-orang yang beriman….)

3).  Pada umumnya berisi ajaran tentang hukum syari’at dan mu’amalat (aturan kemasyarakatan)

Hikmah Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur antara lain :
  1. Agar lebih mudah dimengerti maknanya dan mudah dilaksanakan dalam kehidupan.
  2. Agar mudah dihafalkan.
  3. Di antara ayatnya ada yang bersifat nasikh (menghapus) dan ada yang mansukh (dihapus).
  4. Turunnya ayat selalu berkaitan dengan peristiwa/kejadian tertentu (asbabunnuzul), sehingga hal ini akan lebih berkesan dan berpengaruh pada hati manusia.
  5. Diantara ayat-ayatnya ada yang merupakan jawaban dari suatu pertanyaan atau penolakan terhadap suatu pendapat. Hal ini tidak akan terlaksana jika Al-Qur’an diturunkan sekaligus.
 Cara Dan Kondisi Al-Qur’an Diturunkan

Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan malaikat Jibril dengan beberapa cara dan keadaan sebagai berikut :

  1. Malaikat Jibril meresapkan wahyu Al-Qur’an kedalam hati Nabi Muhammad SAW. Dalam hal ini beliau SAW tidak melihat kehadiran Jibril, namun merasakan bahwa wahyu sudah berada didalam hatinya.
  2. Malaikat Jibril menampakkan diri kepada beliau SAW berupa seorang lelaki tampan, lalu menyampaikan wahyu sampai beliau hafal benar.
  3. Malaikat Jibril menampakkan diri kepada beliau SAW dalam bentuk aslinya, lalu menyampaikan wahyu kepadanya.
  4. Wahyu datang kepada beliau SAW seperti gemerincingnya lonceng. Cara ini beliau rasakan sangat berat. Tidak jarang sampai kening beliau berkeringat, meski saat itu di musim dingin.
Isi Kandungan Dan Keistimewaan Al-Qur’an

Menurut pendapat Syaikh Muhammad Abduh, seluruh isi pokok Al-Qur’an terkandung didalam surat Al-fatihah. Karena itu  sangat beralasan jika Al-Fatihah disebut sebagai Ummul Kitab (induk Kitab Al-Qur’an). Secara garis besar, Al-Qur’an mengandung 5 pokok ajaran dan kesemuanya tercermin pada ayat-ayat surat Al-Fatihah, sebagai berikut :

  1. Ketauhidan/keimanan (ayat 1-3)
  2. Janji dan ancaman atau hari kiamat (ayat 4)
  3. Ibadah : hubungan manusia dengan Allah (ayat 5)
  4. Hukum syariat, muamalat (hubungan kemasyarakatan) dan pedoman hidup yang lurus (ayat 6)
  5. Sejarah dan cerita umat jaman dahulu (ayat 7).

Keistimewaan Al-Qur’an. Kitab suci Al-Qur’an memiliki beberapa kelebihan dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kitab-kitab suci lainnya.

  • Al-Qur’an merupakan mu’jizat terbesar Nabi Muhammad Saw, yang menunjukkan kebenaran atas kenabiannya dan tidak dapat ditandingi atau ditiru siapapun.(QS Al-Isra’ ]: 88)
  • Al-Qur’an memiliki uslub (susunan dan gaya bahasa) dan balaghah (sastra) yang mengagumkan.
  • Isi ajarannya ditujukan kepada seluruh umat manusia di dunia. (QS As-Saba’ [34]: 28)
  • Al-Qur’an memuliakan akal manusia dan menjadikan akal sebagai dasar dalam memahami isi kandungannya.
  • Al-Qur’an anti rasialisme, menghapus sistem kelas / kasta, dan memandang semua manusia sama derajatnya, selain atas dasar ketakwaan.
  • Kemurnian dan keaslian Al-Qur’an terjaga sampai hari kiamat.

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَ إِنَّا لَهُ لَحَافِظُوْنَ

ارتيپا : “(٩). سّسوڠݤوهپا كاميلاه ياڠ مّنورونكان القرأن دان سوڠݤوه كامي بّنار-بنار مّمّليهاراپا”. (سورة الحِجْر : ٩)

  • Ajaran Al-Qur’an sesuai dengan fitrah dan kodrat manusia
  • Al-Qur’an merupakan petunjuk dan pedoman hidup manusia yang lengkap.

1 komentar untuk “Iman Kepada Kitab Allah”

Komentar