Agama Dan Kitab Suci
Kitab suci merupakan ciri khas dari keberadaan suatu agama. Agama yang tidak memiliki kitab suci tidak dapat disebut agama. Seluruh agama di dunia ini secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni Agama Samawi dan Agama Ardhi.
1). Agama Samawi (agama langit), disebut juga Agama Wahyu atau Agama Semit. Sesuai dengan namanya, agama ini bersumber pada wahyu yang diturunkan Alloh SWT (dari langit) kepada para Nabi dan Rasul-Nya untuk disebarluaskan kepada umat manusia. Agama ini berpokok pada konsep Keesaan Alloh SWT, sehingga disebut juga Agama Monotheisme atau Agama Tauhid. Dalam perkembangannya, agama ini terbagi menjadi tiga agama besar. Lihat skema
2). Agama Ardhi (agama bumi), disebut juga Agama bukan wahyu atau Agama Budaya Sesuai dengan namanya, agama ini bersumber pada hasil cipta-rasa-karsa manusia, dan tidak berdasarkan wahyu yang diturunkan Alloh SWT (dari langit), serta tidak mengenal adanya Nabi dan Rasul. Agama ini mengajarkan adanya banyak tuhan (politheisme), bertuhankan kepada selain Alloh SWT seperti patung-berhala (paganisme), manusia, jin, thaghut.
Pengertian Iman Kepada Kitab Suci Alloh SWT
Secara etimologi (pengertian bahasa), kitab artinya buku. Sedangkan secara terminologi (istilahy), Kitab Alloh ialah buku kumpulan wahyu yang diturunkan Alloh SWT kepada para Nabi dan Rasul melalui malaikat Jibril untuk dijadikan sebagai pedoman hidup bagi manusia. Pengertian Iman kepada Kitab Alloh berarfti meyakini dan mempercayai bahwa Alloh SWT menurunkan wahyu kepada para Nabi dan Rasul melalui perantaraan malaikat Jibril, yang terkumpul dalam Kitab suci (Buku bacaan suci) untuk dijadikan sebagai pedoman hidup bagi manusia.
Kaum muslimin wajib ‘ain mengimani Kitab-kitab Suci agama samawi yang diturunkan Alloh SWT dan dilarang mengimani kitab-kitab suci agama ardhi yang bersumber dari pikiran manusia. Kaum muslimin wajib beriman bahwa Kitab-kitab Alloh SWT itu bukan buatan manusia dan bukan karangan para Nabi dan Rosul, akan tetapi benar-benar wahyu yang diturunkan Alloh SWT kepada para Nabi dan Rosul.
Cara Mengimani Kitab-Kitab Alloh SWT
Cara mengimaninya ada dua macam :
Cara mengimani kitab-kitab suci Allah sebelum Al-Qur’an :
1). Meyakini bahwa Kitab-kitab tersebut benar-benar wahyu Allah dan bukan karangan para Nabi-Rosul.
2). Wajib mengimani kebenaran isi kandungannya secara ijmali (garis besar), dan tidak dituntut untuk mempelajari atau mengetahuinya secara tafshili (rinci, detail).
3). Ajaran syari’at para nabi terdahulu sudah diganti dengan syariat Islam yang terkandung didalam Al-Qur’an. Oleh karena itu, kita tidak boleh mengamalkan ajaran syari’at para nabi yang terkandung dalam kitab suci mereka.
Cara mengimani kitab suci Al-Qur’an :
1). Meyakini bahwa kitab suci Al-Qur’an itu benar-benar wahyu Alloh SWT, bukan karangan Nabi Muhammad SAW.
2). Meyakini bahwa isi kandungan Al-Qur’an dijamin keaslian dan kebenarannya.
3). Senang membaca, mempelajari dan memahami isi kandungan Al-Qur’an.
4). Mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
KITAB-KITAB SUCI ALLOH SWT
Pengertian Kitab dan Shuhuf
Wahyu Alloh SWT yang diturunkan kepada para Nabi dan Rosul itu ada yang mereka hafal saja tetapi tidak ditulis, dan ada yang mereka hafal sekaligus mereka tulis. Wahyu Alloh SWT yang sempat mereka tulis tersebut ada yang disebut Kitab dan ada yang disebut Shuhuf. Perbedaannya : Kitab berisi kumpulan tulisan wahyu Allah dalam bentuk buku (dijilid), sedangkan Shuhuf berisi tulisan wahyu dalam bentuk brosur atau lembaran-lembaran terpisah (tak dijilid). Dan dilihat dari segi isinya, Kitab isinya lebih lengkap daripada Shuhuf.
Eksplorasi konten lain dari Ruangku Belajar
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
TaraLindiLaudiyaAgustin
No.absen:30
Kelas:8G