Ridune Ati
(Aku ingat dawuhnya KH. Abu Naim)
Bukan rindu ya ini,tapi ridu.
Ridu jika saya boleh memaknai adalah godanya Hati.
Makanya di akhir last minute injury time dalam sholat kita berdoa “Ya Muqollobal Quluub,tsabbit qolbi ala diinik” yang artinya kurang lebih wahai dzat yang membolak balikan hati,Tetapkanlah hati ini dalam agama Engkau YaRob”.
Mungkin kita pernah merasakan sebuah penyakit was was atau mamang,jika bicara tentang mamang sekitar 20 tahunan yang lalu saya pernah mempunyai penyakit ini,ketika wudlu saya di ragukan dengan sebuah niat, sampai sampai ada yang bilang “Amar kalo niat nawaitul wudlu A,Nawaitul wudlu B,sampai Z ga mari mari”. Bayangkan saya kala itu betapa susahnya unt mengucap niat hanya satu sisi yaitu wudlu,belum lagi ketika sholat.
Ternyata ridune ati tidak hanya menyerang diri saya pribadi,ada beberapa teman juga merasakan hal demikian,niatnya berkali kali.
Lantas,mungkin bagi orang yang berilmu itu akan di ridu hatinya,”Halah wong iku lo goblok,jek pinter aku”.
Ya,hati orang berilmu akan sering di uji dengan hal itu,ketika disuatu mushola atau masjid,seorang yang berilmu tiba tiba imamnya di serobot dengan orang yang levelnya di bawah orang berilmu itu,hatinya akan di ridu,di goda di sombongne “wong ra pati iso ae kemenyek pengen ngimami”.
Nah,Hati yang demikian itu jika tidak di rawat akan menjadi penyakitnya hati,akan menjadi jelek karena hatinya sendiri.
Begitu juga orang bodoh,mereka akan di uji juga dengan sifat hatinya, “Halah gayane keminter,koyok iso iso dewe”. Biasanya orang goblok atau bodoh yang tidak mau di atur,maksdunya kadang orang pinter atau berilmu memgajak suatu hal,kadang juga si bodoh di uji dengan hatinya “Wes wong iku ngapusi,bojone ae ora bener,kok ngajak awak dewe bener”.
Biasanya,orang bodoh juga di sombongkan hatinya,eh wes bodoh tambah sombong ajoor ajoor.
Nah,dari pembelajaran di atas,sebuah hati jika tidak di control,jika tidak di management dengan baik akan menjadi sebuah kesombongan dan kebobrokan diri sendiri.
Maka dari itu yang penting,atine di toto sing apik,nek eroh wong pinter di celok pintere,nek eroh wong bodo ora perlu di paidu atau di elokne.
Pelajaran yang saya ambil dari bapak mertua saya di Jombang adalah beliau mengajak saya dan adik adik saya untuk menghargai setiap siapapun itu yang ngimami di mushola,dengan apa? dengan alasan yo mungkin ora doa kita yang di ojabahi,tapi doa orang itu,meskipun beliau ngimami ga pati bener,tapi yo ojok sampai kita maidu wong iku.
Memang,kita tidak tahu kok doa dia,atau kita yang akan di dengar oleh Alloh,yang penting biso noto ati dadi wong apik.
Tapi kadang jika kita bertemu dengan orang yang tidak begitu pintar pengen di depan juga yang berilmu harus mengambil sikap,bukan karena kesombongan kita,tapi mencegah orang yang pengetahuannya kurang kalau bisa jangan dibiarkan didepan,lebih baik kita yang di depan tapi hati kita tidak menganggap kita yang paling pintar.
Tulisan ini adalah hasil diskusi saya dengan Abie Muhammad saat menyikapi beberapa kejadian di atas.
Eksplorasi konten lain dari Ruangku Belajar
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.