Meneladani Ketaatan Malaikat Allah

Share Post

MENGENAL CIRI-CIRI DAN SIFAT MALAIKAT

Pengertian Iman Kepada Malaikat Allah

Alloh berfirman dalam QS Al-Anbiya’ : 19-20

وَلَهُۥ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ وَمَنۡ عِندَهُۥ لَا يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِهِۦ وَلَا يَسۡتَحۡسِرُونَ ١٩

يُسَبِّحُونَ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَ لَا يَفۡتُرُونَ ٢٠

Artinya : “Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi.dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS Al-Anbiya’ : 19-20)

Makhluk Alloh yang tersebar di langit dan bumi (alam semesta) ini ada yang dapat ditangkap dengan indera manusia (mankhluk syahadah, kongrit, nyata) seperti bumi, bulan, bintang, pohon, gunung, manusia, hewan dll. dan ada yang tak dapat ditangkap dengan indera (makhluk ghaib, abstrak) seperti malaikat dan jin. Sekalipun malaikat tidak dapat dilihat bentuk fisiknya, namun kita wajib mengimani keberadaannya. Bahkan, mengimani keberadaan malaikat termasuk rukun iman yang kedua. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw :

اَ ْلإِيْمَانُ اَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَ مَلاَئِكَتِهِ وَ كُتُبِهِ وَ رُسُلِهِ وَ بِالْيَوْمِ اْلآخِرِ وَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ

Artinya: “Iman ialah kamu percaya kepada 1) adanya Allah, 2) para malaikat-Nya, 3) kitab-kitab-Nya, 4) para rasul/nabi-Nya, 5) hari kiamat, dan 6) kepada takdir baik-buruk-Nya” (HR Bukhari dan Muslim)

Untuk mengenal lebih jauh tentang apa, siapa dan bagaimana aktifitas para malaikat? Maka kita dapat mengetahuinya Melalui sifat dan perbedaannya dengan ghaib lain (jin: setan, iblis) dan makhluk syahadah (manusia).

Ciri dan Sifat Malaikat :

Ciri-ciri dan sifat-sifat malaikat pada umumnya antara lain:

  1. Malaikat diciptakan Alloh dari Nur (cahaya). Sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi dalam sabdanya, yang artinya: “Malaikat itu diciptakan dari Nur (cahaya), sedangkan jin diciptakan dari Marijin min narin (nyala/panas api), dan Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepadamu (yaitu dari Tin = tanah)”. (HR Muslim).
  2. Malaikat tidak makan dan minum.
  3. Malaikat tidak berjenis kelamin, baik lelaki ataupun perempuan
  4. Malaikat tidak berkeluarga dan beranak keturunan
  5. Malaikat selalu tunduk patuh kepada perintah Alloh
  6. Malaikat tidak pernah bermaksiat kepada Allah
  7. Malaikat senantiasa beribadah dan bertasbih kepada Allah siang dan malam
  8. Malaikat dapat berubah wujud sesuai kehendak Allah..
  9. Malaikat tidak pernah : lelah, istirahat, tidur, sakit, dll.

Perbedaan Sifat-sifat Malaikat dengan Manusia

Sifat-sifat para malaikat tersebut akan semakin jelas bila kita perbandingkan dengan sifat-sifat manusia, diantaranya

Flashdisk Kitab Kuning PDF
No Sifat Malaikat Sifat Manusia
1 Diciptakan dari Nur (cahaya) Diciptakan dari Tin (Tanah)
2 Makhluk ghaib, tidak dapat ditangkap oleh panca indera Makhluk nyata (syahadah), dapat ditangkap oleh panca indera
3 Tidak makan dan minum Makan dan minum
4 Punya akal, tetapi tidak punya nafsu dan syahwat Punya akal, sekaligus punya tidak punya nafsu dan syahwat
5 Tidak berjenis kelamin Berjenis kelamin (pria-wanita)
6 Tidak berkeluarga, dan tak beranak keturunan Berkeluarga, dan beranak keturunan
7 Selalu beribadah dan bertasbih Ada yang beribadah & bertasbih, dan ada yang tidak
8 Selalu mentaati perintah Alloh Ada yang taat dan ada yang tidak mentaati perintah Allah
9 Tidak pernah bermaksiat atau melanggar perintah Allah Ada yg bermaksiat atau melanggar perintah Allah, dan ada yang tidak
10 Tidak pernah merasa lelah, beristirahat, sombong, sakit, dll Ada merasa lelah, beristirahat, sombong, sakit, dll
11 Dapat berubah bentuk atau menjelma bentuk lain Tidak dapat berubah bentuk atau menjelma bentuk lain

Perbedaan Malaikat Dengan Makhluk Ghaib Lain

Makhluk ghaib Allah itu hanya ada dua kelompok, yaitu kelompok (1) malaikat, dan (2) Jin. Adapun iblis dan setan merupakan bagian dari kelompok makhluk Jin. Untuk mengenal perbedaan diantara kedua makhluk ghaib tersebut, kita perlu mengenal ciri dan sifat Jin.

a. JIN :

Secara kebahasaan (etimologi), Kata “JIN” ( الْجِنُّ ) berasal dari bahasa Arab, yakni bentuk masdar dari kata “جَنَّ – يَجِنُّ “, yang artinya bersembunyi, tertutup, atau gelap. Sedangkan secara istilahiy (terminology), Jin merupakan makhluk ghaib Alloh yang tidak bisa dilihat oleh mata manusia, yang diciptakan dari “nar” (نَارٌ), api yang san\at panas.sebagaimana firman Alloh dalam QS Al-Hijr: 27

وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُوْمِ

Artinya: “Dan Kami ciptakan Jin sebelum (manusia) dari api yang sangat panas” (QS Al-Hijr : 27)

Sebagaimana manusia, Jin diberi beban (taklif) untuk menjalankan syariat Allah (agama Islam). Mereka ada yang beriman dan ada yang kafir, namun sebagian besar mereka kafir (QS Al-Jinn: 11). Jin memiliki akal dan nafsu, namun nafsunya lebih besar daripada akalnya. Jin makan, minum, tidur, istirahat, bermasyarakat, bercanda, menggoda, senang dan susah, berkeluarga, beranak keturunan, dll,

Perbedaannya dengan manusia antara lain, bahwa

  1. Jin tak dapat dilihat oleh manusia, tetapi Jin bisa melihat manusia.
  2. Jin bisa menjelma menjadi bentuk apa saja (manusia, hewan, tetumbuhan, dan benda lainnya, tetapi manusia tidak bisa menjelma.
  3. Cara makan-minum Jin adalah dengan membau/mencium baunya, bukan menelan. Jin menyertai makan/minum manusia, pada saat kita makan dengan tangan kiri, tidak membaca basmalah dan berdoa (HR Muslim, Abu Dawud).
  4. Tempat tinggal Jin, sesuai yang dijelaskan dalam buku “Menyingkap alam Jin, dan Alam Makhluk Supranatural, bahwa Jin mukmin tinggal di daerah jails, yaitu sekitar rumah atau masjid, sedangkan jin kafir (setan-iblis) di daerah Ghour, yakni sepanjang aliran sungai, pantai, sumber air, pegunungan, gua, tempat kotor dan angker.

Dari informasi tersebut di atas dapat ditarik benang merahnya (kesimpulan), bahwa minyak wangi, dupa, kembang, dan bebauan lain yang di buang di perempatan jalan, gua, sungai, pantai dan tempat angker lainnya merupakan makanan kesukaan jin. Demikian pula makhluk halus yang dipercayai oleh sebagian masyarakat seperti Tuyul, kuntilanak, nyi roro kidul, banaspati, jerangkong, sundel bolong, gendruwo, dan sejenisnya, pada hakekatnya bukanlah makhluk ghaib tersendiri, akan tetapi merupakan jelmaan dari Jin (setan / iblis).

Iblis dan Syetan :

Iblis dan Syetan bukanlah makhluk ghaib/halus yang berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari Jin. Sebagaimana firman Alloh dalam QS Al-Kahfi ayat 50, yang menjelaskan tentang posisi iblis/setan yang memusuhi nabi Adam:

وَكَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ

Artinya: “ Dia (Iblis – Setan) merupakan golongan dari Jin, lalu dia mendurhakai perintah Tuhannya”. (QS A;-Kahfi: 50)

Kata “iblis” (إِبْلِيْس) berasal dari bahasa arab “Ablasa – yublisu” (أَبْلَسَ – يُبْلِسُ) yang artinya jahat, bersedih hati, berputus harapan dari rahmat Allah. Menurut pengertian Istilahiy, Iblis adalah makhluk ghaib Allah dari golongan Jin yang sangat durhaka kepada Allah pada saat diperintah untuk bersujud kepada Nabi Adam karena kesombongannya. Iblis diberi umur sangat panjang sampai hari kiamat, dan berjanji selama hidupnya itu untuk menjerumuskan dan menyesatkan anak turun Adam (manusia) kepada kemaksiatan. Sedangkan kata “Syetan” (شَيْطَان) berasal dari kata “syathona – yasythunu” (شَطَنَ – يَشْطُنُ) yang berarti menyalahi, menyimpang dan menjauhkan. Maksudnya segala perbuatan yang menyimpang dan menjauhkan kita dari kebenaran atau agama. Secara istilahiy, “Syetan” adalah makhluk yang berprofesi menjauhkan dan menjerumus-kan manusia, serta membuat menyimpang dari ajaran agama Islam.


Eksplorasi konten lain dari Ruangku Belajar

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Komentar

Eksplorasi konten lain dari Ruangku Belajar

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca