Rendah Hati, Hemat dan Hidup Sederhana

Share Post
Pesan Kandungan QS Al-Furqan [25] : 63
Flashdisk Kitab Kuning PDF

QS Al-Furqon [25] ayat 63 secara garis besar menjelaskan tentang ciri-ciri orang yang tawadhu’, diantaranya adalah bertutur kata yang baik lagi sopan dan penuh sikap rendah hati kepada siapa saja, meskipun kepada orang jahil (orang rendahan yang bodoh, jahat, kasar dan semisalnya).

Apa yang disebut tawadhu’?.

Tawadhu’ artinya rendah hati.  Maksudnya  merasa tidak sombong dan angkuh atas kelebihan yang diberikan Allah SWT kepada kita. Kita tidak memiliki perasaan lebih mulia, lebih hebat, lebih tinggi, lebih pintar, lebih baik, dan  kelebihan-kelebihan lainnya daripada orang lain. Di dalam hati kita tidak pernah terbersit sedikitpun perasaan sombong atau lebih baik dari orang lain, serta perasaan bangga dengan potensi dan prestasi yang kita miliki. Kita tidak merasa malu dan gengsi melakukan apa saja yang bersifat baik dalam berbagai aktifitas sehari-hari.

Flashdisk Kitab Kuning PDF

Rasulullah SAW menganjurkan agar kita berperilaku tawadhu’ seperti dalam sabdanya,dari ‘Iyadh bin Himar, yang diriwayatkan oleh imam Muslim :

إِنَّ اللَّهَ اَوْحَى إِلَيَّ اَنْ تَوَاضَعُوْا حَتَّى لَا يَفْخَرَ اَحَدٌ عَلَى اَحَدٍ وَ لَا يَبْغِيَ اَحَدٌ عَلَى اَحَدٍ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

أرتيپا : “سّسوڠݤوهپا الله تّلاه  مّواحيوكان كّڤاداكو اݤار ساليڠ بّرسيكاڤ رّنداه هاتي, سّهيڠݤا سالاه سّأوراڠ داري كاليان تيداء ساليڠ مّمباڠݤاكان اتاس ياڠ لاين دان تيداء ساليڠ مّنظاليمي اتاس ياڠ لاين”.

Rasulullah memberikan teladan yang baik dalam bersikap tawadhu’, meskipun beliau tergolong orang terhormat dan tinggi derajatnya, sebagaimana yang pernah diceritakan oleh Abu Said al-Khudari ra sebagai berikut ini :

“Jadilah kalian seperti Nabi Muhammad SAW. Beliau SAW menjahit sendiri bajunya yang sobek, memberi makan sendiri untanya, memperbaiki rumahnya, memerah susu kambingnya, membuat sandalnya, makan bersama-sama dengan pembantu-pembantunya, memberi mereka pakaian, membeli sendiri keperluannya di pasar dan memikulnya sendiri ke rumahnya. Beliau menemui orang kaya maupun miskin, orang tua maupun anak-anak; mengucapkan salam lebih dulu kepada siapa yang berpapasan dengan beliau, baik orang yang lebih tua maupun anak-anak, kulit hitam, merah, maupun putih, orang merdeka maupun hamba sahaya sepanjang mereka termasuk orang yang suka shalat.

Beliau SAW adalah orang yang sangat rendah hati, lembut perangainya, dermawan luar biasa, indah perilakunya, selalu berseri-seri wajahnya, murah senyum pada siapa saja, dermawan tapi tidak berlebih-lebihan, mudah iba hatinya, sangat penyayang pada semua muslimin. Beliau SAW datang sendiri menjenguk orang sakit, menghadiri penguburan, berkunjung baik mengendarai keledai maupun berjalan kaki, mendatangi undangan dari para budak dan rakyat jelata lainnya. Bahkan ketika wilayah kekuasaan Islam semakin luas yang meliputi jazirah Arabia, maka datanglah seorang ‘A’rabiy (rakyat jelata) menghadap kepada beliau SAW dengan gemetar seluruh tubuhnya, lantas beliau SAW segera menghampiri orang tersebut dan berkata: “Tenanglah, tenanglah, saya ini bukan Raja, saya hanyalah anak seorang wanita Quraisy yang biasa makan daging kering”. (HR Ibnu Majah-3312 dari abu Mas’ud al-Badariiy)

Orang yang rendah hati tidak berarti bahwa dia orang rendahan, direndahkan atau tidak dihormati oleh orang lain, malahan justru dia akan terangkat derajatnya dan dihormati & dimuliakan oleh siapa saja yang melihatnya, sebagaimana yang dijelaskan dalam Hadis Nabi :

مَنْ تَوَاضَعَ لِلَّهِ  رَفَعَهُ اللَّهُ  وْمَنْ تَكَبَّرَ وَضَعَهُ اللَّهُ. (رَوَاهُ البَزَّارْ)

أرتيپا : “باراڠ سياڤا ياڠ تَوَاضُع (رّنداه هاتي) كارّنا الله ماكا الله اكان مّڠاڠكات دّراجاتپا. دان سياڤا ساجا ياڠ تَكَبُّر (سومبوڠ) ماكا الله اكان مّرّنداهكان دّراجاتپا”

Sifat tawadhu’ menimbulkan rasa persamaan, menghormati orang lain, toleransi, rasa senasib, dan cinta pada keadilan. Tetapi sebaliknya sifat takabbur membawa seseorang kepada budi pekerti yang rendah seperti dengki, marah, mementingkan diri sendiri, serta suka menguasai dan menzhalimi orang lain

 Arti Mufrodat, Terjemahan dan Isi kandungan QS Al-Isra’ [17] : 26-27

Arti Mufrodat QS Al-Isra’ [17] : 26-27

وَءَاتِ ذَا ٱلۡقُرۡبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلۡمِسۡكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرۡ تَبۡذِيرًا  ٢٦

وَٱبۡنَ

وَٱلۡمِسۡكِينَ

حَقَّهُۥ

ٱلۡقُرۡبَىٰ

ذَا

وَءَاتِ

dan orang dan orang-orang miskin haknya yang dekat/kerabat keluarga dan berikanlah
   

تَبۡذِيرًا

تُبَذِّرۡ

وَلَا

ٱلسَّبِيلِ

    boros kamu memboroskan dan jangan yang dalam perjalanan

إِنَّ ٱلۡمُبَذِّرِينَ كَانُوٓاْ إِخۡوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِۖ وَكَانَ ٱلشَّيۡطَٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورٗا  ٢٧

وَكَانَ

ٱلشَّيَٰطِينِۖ

إِخۡوَٰنَ

كَانُوٓاْ

ٱلۡمُبَذِّرِينَ

إِنَّ

dan adalah syaitan teman mereka adalah orang-orang yang boros sesungguhnya
     

كَفُورٗا

لِرَبِّهِۦ

ٱلشَّيۡطَٰنُ

      ingkar kepada Tuhannya syaitan

 

Terjemahan QS Al-Isra’ [17] : 26-27

أرتيپا : “دان بّريكانلاه هاك كّڤادا كّلوارݤا-٢ ياڠ دّكات, اوراڠ ميسكين دان اِبْنُ سَبِيل (اوراڠ ياڠ دالام ڤّرجالانان). دان جاڠانلاه كامو مّڠهامبور-هامبوركان هارتامو سّڇارا بوروس. سّسوڠݤوهپا الله ڤارا ڤّمبوروس ساودارا-ساودارا شّتان. سّداڠكان شّتان ايتو ساڠات ايڠكار كّڤادا توهانپا”  (سورة  الإسراء:  ٢٦-٢٧ )

Pesan Kandungan QS Al-Isra’ [17] : 26-27

QS Al-Isra’ [17] : 26-27 secara garis besar menjelaskan tentang pola hidup hemat, sederhana dan menghindari sikap berlebihan (boros), karena pemborosan merupakan pola hidup syetan. Dengan begitu, para pemboros adalah teman-teman syetan. Selain itu, ayat 26 QS Al-Isro’ juga memerintahkan agar kita tidak bersikap KIKIR / Bakhil, yaitu dengan cara memberikan sebagian harta (sebagai shodaqoh, zakat, hibah) kita kepada orang-orang yang berhak menerimanya, diantaranya kepada fakir-miskin dan ibnu sabil, terutama mereka yang tergolong keluarga/famili dekat kita.

Apa yang disebut hidup hemat?

Menurut pengertian bahasa, HEMAT artinya berhati-hati & penuh pertimbangan. Menurut pengertian istilah, HEMAT adalah sikap kehati-hatian dan penuh pertimbangan dalam membelanjakan harta, serta dalam menggunakan barang sesuai dengan kebutuhan & kegunaannya. HEMAT tidak berarti menahan harta secara berlebihan (kikir, bakhil), akan tetapi membelanjakan harta secara cermat dan hati-hati. Orang yang berpola hidup hemat akan mampu mengatur harta dan memilih keperluan mana yang harus didahulukan dan mana yang perlu ditunda, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak ada manfaatnya. Terhadap hal-hal yang tidak ada manfaatnya, dia akan menahan hartanya (kikir). Bila ada manfaatnya (menurut ajaran agama), baik untuk dirinya maupun orang lain, baik manfaat di dunia maupun akhirat, maka dia tidak akan “eman’ atau segan membelanjakan hartanya, meskipun hartanya menjadi habis (boros).

Jadi, Sikap dan pola hidup HEMAT ini posisinya di tengah-tengah antara sikap bakhil (kikir, medit) dan mubadzir (boros). Dengan posisi pertengahan ini dipandang agama sebagai sikap / pola hidup yang terbaik. Nabi SAW bersabda :

خَيْرُ الْأُمُوْرِ أَوْسَطُهَا

Artinya “Sebaik-baik sikap/perkara adalah sikap pertengahan”.

Sikap & pola hidup hemat antara lain tercermin dalam perilaku sebagai berikut :

  • Hidup secara sederhana dalam segala hal. Bersikap apa adanya sesuai dengan kondisi yang ia miliki, tidak suka mengada-ada, dan tidak suka berfoya-foya & hidup mewah. Hal ini sesuai dengan Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, bersumber dari informasi Umamah Iyas bin Tsa’labah, bahwa pada suatu hari para sahabat membicarakan kemewahan duniawi, lalu Nabi SAW bersabda:

أَلَا تَسْمَعُوْنَ؟  أَلَا تَسْمَعُوْنَ؟   إِنَّ الْبَذَاذَةَ مِنَ الْإِيْمَانِ.    إِنَّ الْبَذَاذَةَ مِنَ الْإِيْمَانِ.

أرتيپا : “اڤاكاه كاليان تيداء مّندّڠار؟ اڤاكاه كاليان تيداء مّندّڠار؟ , سّسوڠݤوهپا كّسّدّرهاناأن ايتو باݤيان داري ايمان.  سّسوڠݤوهپا كّسّدّرهاناأن ايتو باݤيان داري ايمان”. (رواه أبو داود)

  • Berhati-hati, cermat dan penuh pertimbangan dalam membelanjakan hartanya. Allah berfirman dalam QS Al-Furqan : 27

وَيَوۡمَ يَعَضُّ ٱلظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيۡهِ يَقُولُ يَٰلَيۡتَنِي ٱتَّخَذۡتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ سَبِيلٗا  ٢٧

أرتيپا : “دان اوراڠ-٢ ياڠ أڤابيلا مّمبّلانجاكان هارتا, مّرّكا تيداء بّرلّبيه-لّبيهان دان تيداء ڤولا كيكير, دان (ڤّمبّلانجاأنپا ايتو) ادالاه دي تّڠاه-٢ انتارا ياڠ دّميكيان”. (سورة الفُرقان: ٢٧ )

  • Tidak kikir (bakhil) dan tidak boros (mubadzir). Allah berfirman dalam QS Al-Isra’ : 29

وَلَا تَجۡعَلۡ يَدَكَ مَغۡلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبۡسُطۡهَا كُلَّ ٱلۡبَسۡطِ فَتَقۡعُدَ مَلُومٗا مَّحۡسُورًا  ٢٩

Artinya: “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (kikir, bakhil) dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (boros, mubadzir), sehingga kamu menjadi tercela dan menyesal”.( QS Al-Isra’ : 29) .

Komentar