Perjalananku Jadi Hijabers

Share Post
Flashdisk Kitab Kuning PDF

Aku Aisyah, masih segar dalam memoriku tentang pentingnya hijab.

Waktu itu aku usiaku masih belia. ABG, anak baru gede. Masih alay. Dimana memang pada umur segitu anak-anak seusiaku suka narsis, gila trend, semua trend seperti aplikasi yang sempat viral selalu ku ikuti.

Flashdisk Kitab Kuning PDF

Tak luput, aku juga mengikuti gaya berpakaian yang viral saat itu. Seperti celana yang ketat, atasan terbuka, tanpa hijab. Sangat disayangkan.

“Eh Syah, mau ikutan gak? Kita kekurangan anggota nih. Gak lengkap nanti jogetnya.” “Hah apa?”

“Udah ikut aja, buruan sini.”

Mereka mengajakku untuk ikut tren vidio joget-joget yang tengah viral, ya aku ikutin lah. Kayaknya seru.

“Nih ikutin aja gerakannya.” Mereka menyodorkanku 1 video dan kusimak baik-baik. “Udah hapal? Coba nah.” Aku mencoba mengikuti gerakannya. Sayangnya masih banyak yang

salah.

“Gak gitu Syah, nih kek gini. Pertama gini dulu. Terus gini. Nah akhirannya baru gini. Ketuker kamu tuh tadi.” Dia menjelaskan setiap step gerakannya. Ku ikutilah langkah-langkahnya.

“Nah gitu. Bagus. Yuk ambil posisi.” Salah satu dari mereka memujiku, ah jadi bangga.

Hari demi hari kulewati, kini aku telah mahir menggunakan aplikasi itu. Aku mem-post berbagai video yang telah di edit disana. Ahh likenya banyak, dan aku jadi makin besar kepala.

Sampai ada beberapa komentar yang mampir di videoku. “Dek, masih kecil lho padahal. Kenapa make baju gitu.”

“Skill editingnya bagusloh,tapi knp harus gitu pakaiannya kok? Nonmuslimya? Tapi dividio sebelumnya bilang Alhamdulillah?”

“Sini dek, main sama abang. Sekalian ajarin ngedit video juga.”

“Kamu itu islam apa bukan sih? Kok pakaiannya gitu banget, mati aja sana.”

“Dek kamu cantik, tapi lebih cantik lagi kalo kamu gak muncul divideonya.”

“Nyesel aing download ini. Ternyata emang bener, banyak gitunya.”

“Basahi* abangdek.”

“Gak guna kamu hidup, bikin malu keluarga. Aku kok kasian sama orang tua kamu ya.”

Ok, stop. Udah. Aku males scroll lagi. Komentarnya gitu semua. Menghakimi aku, menyayat hati. Sama saja nusuk hati. Apalagi itu. Om-om mesum yang nyasar. Cih.

Awalnya hanya ku diamkan, tapi semakin hari semakin melunjak. Sampai kadang aku menangis sendiri di kamar.

“Dek, kamu kenapa?” Mama masuk ke kamarku. “Gapapa kok ma.” Aku menghapus air mataku segera.

“Kamu kenapa sih?” Mama merebut handphoneku dan membaca semua komentarnya. “Hhhhhh, kamu nangis gara-gara ini?” Hanya kubalas anggukan.

“Hmm, sekarang kamu ikutin kata mama aja.” Aku mendongakkan kepalaku menatap bertanya.

“Take down videomu. Karena itu bisa bikin dosa jariyah. Setiap helai rambutmu yang terlihat oleh lelaki bukan muhrimmu itu dosa. Saat mereka ngeshare videomu maka akan semakin banyak yang melihat videomu, artinya semakin banyak dosa yang kamu dapat. Itu masih helai loh. Belum bagian lain. Mama kan juga sudah pernah jelasin ke kamu.”

“Hmm….. Iya ma.” Aku menghapus semua video di akunku.

“Nah yang komentar-komentar tadi juga jangan di pikirin. Walaupun ya memang ada benarnya. Kalau tak mau dibuka jangan membuka ya nak. Kadang orang ada yang aneh. Pakaiannya terbuka tapi kalau digoda juga gak mau. Makanya mulai hari ini pakai hijab ya nak. Yang benar hijabnya. Mama mau balik ke dapur dulu, udah mendidih tuh airnya.” Mama pergi meninggalkanku sendiri.

Kalau dipikir-pikir, kata mama ada benarnya juga. “Kalau tak mau dibuka, jangan membuka.”

Kemudian ku takedown vidio ku dan setelah aku men-takedown videoku, aku merasa lega. Plong rasanya. Sudah tak ada lagi komentar yang datang. Dan akupun bersyukur karena videoku tak viral. Andai kata viral artinya banyak yang nonton, dan itu berarti banyak dosa yang akan datang padaku.

Setelah berberapa bulan, akhirnya aku menstruasi. Kini aku telah baligh. Pemikiranku mulai berubah, bukan lagi anak belia yang alay. Kini aku sudah bisa jaga sikap. Layaknya anak remaja yang beranjak dewasa. Ku tutup rapat aurat ku untuk menjaga diriku.

Begitulah ceritaku, masa laluku. Ingat, kalau tak mau dibuka jangan membuka, ok? Karena salah satu manfaat Allah mewajibkan kita menutup aurat adalah itu, membuat kita terhindar dari godaan-godaan kaum adam. Memangnya siapa sih yang gak risih kalau digodain? Dan stay calm terus ya hijabers. Aku tau kok, awal-awal ngehijab memang banyak ujian dan cobaannya, mulai dari yang sumuk, risih, sampai ngerasa kalau diri sendiri gak cantik kalau pakai hijab. Itu cuma setan kok. Percaya deh, kalau udah terbiasa, dan istiqomah untuk terus berhijab, rasanya nyaman banget bahkan kalau keluar rumah tanpa hijab itu malah yang risih. Serasa ada yang kurang. Istiqomah untuk tetap berada pada jalan yang benar memang berat, itulah kenapa mereka yang istiqomah dijalan yang benar hidupnya mulia

Komentar