Lebih Dekat Kepada Allah dengan Sholat Sunnah

Share Post

Sholat ‘Idain (Idul Fitri dan Idul Adh-ha)

Flashdisk Kitab Kuning PDF

Sholat ‘Idain adalah sholat sunat 2 rekaat pada setiap datangnya hari raya idul fitri tanggal 1 Syawal dan idul adh-ha pada setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Sholat ‘Idain sunnah dikerjakan secara berjamaah. Selesai sholat, dilanjutkan dua kali khutbah. Jika dikerjakan secara munfarid, tidak perlu diteruskan khutbah. Waktunya : pagi hari setelah matahari terbit kira-kira setinggi tombak sampai menjelang masuk waktu Zhuhur.

Flashdisk Kitab Kuning PDF

 Perbuatan yang disunnahkan berkaitan dengan sholat ‘Idain :

  1. Mandi dulu sebelum berangkat
  2. Memakai wangi-wangian, berhias, berpakaian baru.
  3. Makan dulu sebelum sholat idul Fitri. Pada idul Adh-ha makan-nya setelah sholat.
  4. Berangkat dan pulang dari sholat melewati jalan atau gang yang berbeda.
  5. Memperbanyak: Takbiran. Sejak malam hari, sampai menjelang sholat ‘Id.

Tatacara (Kaifiyat) Sholat :

1). Tidak perlu diawali adzan dan iqomat. Kalaupun diperlukan, sang Bilal (protokoler) cukup mengajak jamaah dengan ucapan. Misalnya untuk idul fitri

اَلصَّلاَ ةَ جَامِعَةً  صَلُّوْا سُنَّةً   لِعِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةً   رَحِمَكُمُ اللَّهْ.

2). Melafalkan niat Sholat ‘Id :

Lafazh Niat Sholat ‘Idul Fitri :

اُصَلِّيْ سُنَّةً  لِعِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (اِمَامًا/مَأْمُوْمًا)   لِلَّهِ تَعَالَى

    “سايا نِيات صَلَاة سُنَّةْ عيْدُ الْفِطْرِ دوا رّكاعات (جادي إِمام\مَأْموم) كارنا الله تَعالَى”

Lafazh Niat sholat ‘Idul Adhha

اُصَلِّيْ سُنَّةً   لِعِيْدِ الْأَضْحَـى ِ رَكْعَتَيْنِ (اِمَامًا/مَأْمُوْمًا)   لِلَّهِ تَعَالَى

    “سايا نِيات صَلَاة سُنَّةْ عيْدُ الْأَضْحِى دوا رّكاعات (جادي إِمام\مَأْموم) كارنا الله تَعالَى”

Artinya: Aku berniat shalat sunnah idul adh-ha dua rakaat (jadi imam/makmum), karena Alloh.”

3). Membaca Takbirotul Ihrom, disertai niat sholat dalam hati

4). Membaca Takbir tambahan (7 kali pada rekaat pertama, dan 5 kali pada rekaat kedua). Takbir tambahan ini hukumnya sunnat. Antara takbir satu dengan takbir berikutnya disela-selai dengan membaca Tasbih :

سُبْحَانَ  اللَّهِ  وَالْحَمْدُ  لِلَّهِ  وَلاَ  اِلَهَ  اِلاَّ  اللَّهُ  وَاللَّهُ   اَكْـبَرُ

5). Membaca surat Fatihah, diteruskan surat/ayat lainnya. (Rekaat pertama sunnah membaca surat Al-A’la, dan rekaat kedua surat Al-Ghosyiyah, atau surat lainnya)

6). Rukuk, i’tidal, sujud, duduk, sujud, lalu berdiri untuk melanjutkan rekaat kedua.

7). Rekaat kedua diawali membaca takbir tambahan 5 kali. Begitu seterusnya seperti tacara di atas, sampai tahiyat dan Salam.

8). Selesai sholat, dilanjutkan khutbah 2 x.

Sholat Kusufain (2 Gerhana)

Sholat dua rekaat ini sunnah dilakukan sewaktu terjadi gerhana, baik gerhana matahari (Kusuf = كُسُوفْ ), maupun bulan (،اusuf = خٌسُوفْ ). Sholat gerhana lebih utama dan sunnah dikerjakan berjamaah. Selesai sholat, diteruskan membaca khutbah 2 x. Dan boleh dikerjakan secara munfarid, namun seusai sholat tidak perlu membaca khutbah. Waktunya: sejak mulai gerhana sampai gerhana berakhir, yaitu bentuk matahari / bulan kembali sempurna seperti semula.

Tatacara (kaifiyat) Sholatnya agak sedikit berbeda dengan sholat lainnya, diantaranya :

1). Me-lafazh-kan Niat :

– Lafazh Niat sholat Gerhana Matahari :

اُصَلِّيْ سُنَّةً   لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ رَكْعَتَيْنِ )  اِمَامًا /مَأْمُوْمًا )  لِلَّهِ تَعَالَى

 “سايا نِيات صَلَاة سُنَّةْ ݤّرهانا ماتاهاري دوا رّكاعات (جادي إِمام\مَأْموم) كارنا الله تَعالَى”

– Lafazh Niat sholat Gerhana Bulan :

اُصَلِّيْ سُنَّةً لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ ) اِمَامًا/ مَأْمُوْمًا )  لِلَّهِ تَعَالَى

 “سايا نِيات صَلَاة سُنَّةْ ݤّرهانا بولان دوا رّكاعات (جادي إِمام\مَأْموم) كارنا الله تَعالَى”

2). Rekaat pertama :

a). Membaca Takbirotul Ihrom (Alloohu Akbar), disertai niat dalam hati

b). Membaca surat Al-Fatihah, diteruskan membaca surat lainnya.

c). Rukuk, kemudian berdiri.

d). Membaca Surat Al-Fatihah yang kedua, diteruskan surat Al-Qur’an.

e). Rukuk lagi, lalu I’tidal, kemudian terus sujud pertama, duduk, sujud kedua, kemudian berdiri melanjutkan rekaat ke-2

3). Rekaat kedua : tatacaranya seperti rekaat pertama. Hanya saja setelah sujud kedua kali, dilanjutkan duduk untuk tahiyat akhir. Dan sholat diakhiri dengan salam.

4).Selesai sholat, dilanjutkan khutbah 2 x.

Sholat Istisqo’

Definisi: Sholat Istisqo’ ( إِسْتِثْقَاءْ) adalah sholat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan untuk memohon diturunkan hujan. Waktunya: pada saat terjadi kemarau panjang sehingga sulit mendapatkan air. Perbuatan yang disunnahkan sewaktu akan sholat Istisqo’ :

  1. 3 hari sebelum pelaksanaan sholat, para jamaah dianjurkan berpuasa sunnah dan memperbanyak istighfar (memohon ampunan) dan bertaubat.
  2. Pada saat berangkat ke lapangan tempat sholat, berpakaian sederhana (pakaian bekas, compang-camping, tetapi suci), sambil membawa/menggiring binatang ternaknya.

Tatacara (Kaifiyat) Sholat :

1). Tidak perlu diawali adzan dan iqomat. Kalaupun diperlukan, sang Bilal (protokoler) cukup mengajak jamaah dengan ucapan :

اَلصَّلاَ ةَ جَامِعَةً .  صَلُّوْا سُنَّةً   لِلْإِسْتِثْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةً  رَحِمَكُمُ   اللَّهْ.

 2). Me-lafazh-kan Niat :

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِلْإِسْتِثْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ ( اِمَامًا /مَأْمُوْمًا )  لِلَّهِ تَعَالَى

 “سايا نِيات صَلَاة سُنَّةْ إِسْتِثْقَاءْ دوا رّكاعات (جادي إِمام\مَأْموم) كارنا الله تَعالَى”

3). Membaca Takbirotul Ihrom, disertai niat sholat dalam hati

4). Membaca surat Al-Fatihah & surat lainnya, kemudian rukuk, I’tidal, sujud pertama, duduk diantaa dua sujud, sujud kedua, dan seterusnya sampai salam, sebagaimana tatacara sholat pada umumnya.

5). Setelah selesai sholat, dilanjutkan membaca khutbah 2x.

SHOLAT SUNNAT MUNFARID

Sholat Sunnat Munfarid adalah sholat sunnat yang dianjurkan untuk dilaksanakan secara Munfarid atau sendirian, baik hal itu dilakukan di masjid, langgar, musholla, di rumah, maupun di tempat lainnya. Yang termasuk kelompok sholat sunnat yang sebaiknya dilakukan secara munfarid antara lain : sholat Rowatib, Dhuha, Tahiyatul masjid, Tahajjud, Hajat, Taubat, Istikhoroh, sunnat mutlaq, Wudhu’, dan lain-lain.

 Sholat Sunnah Rowatib

Dari segi pelaksanaannya, sholat sunnat itu banyak macamnya, yang secara garis besar dibagi kedalam dua kelompok, yaitu : Sholat Sunnat Rowatib dan Sholat Sunnat ghairu Rowatib. Sholat sunnat Rowatib adalah shalat sunnat yang mengiringi sholat fardhu lima waktu. Jika dikerjakan sebelum shalat fardhu disebut Rowatib Qobliyah dan jika dikerjakan sesudah shalat fardhu disebut Rowatib Ba’diyah . Pelaksanaannya dikerjakan secara munfarid (sendirian). Sedangkan Shalat sunnat ghoiru rowatib adalah shalat sunnat yang pelaksanaannya tidak mengiringi dan tidak berkaitan dengan sholat fardhu lima waktu. seperti sholat ‘idul fitri, idul adh-ha, tarowih, istisqo’, tahajjud, dhuha, witir, istikhoroh, tahiyyatul masjid, dan lain-lain.

 Dipandang dari segi hukumnya, sholat sunnat Rowatib itu ada yang Muakkad dan ada yang Ghoiru Muakkad.

Shalat sunnat rowatib muakkad

Shalat sunnat rowatib muakkad sangat dianjurkan untuk dilaksanakan, atau sangat dikuatkan kesunnahannya. Rosululloh SAW sendiri hampir tidak pernah meninggakan sholat rowatib ini.

Shalat sunnat rowatib muakkad ada 10 rakaat, dengan rincian :

1). 2 rakaat qobliyah zhuhur

2). 2 rakaat ba’diyah zhuhur

3). 2 rakaat ba’diyah maghrib

4). 2 rakaat ba’diyah ‘isyak

5). 2 rakaat qobliyah shubuh.

Shalat Sunnat Rowatib Ghoiru Muakkad

Sholat sunnat rowatib ghoiru muakkad ini kurang ditekankan pelaksanaannya atau kurang dikuatkan kesunnahannya, dan Rosululloh sendiri kadang melaksanakannya dan kadang meninggalkannya.

Sholat sunnat rowatib ghoiru muakkad ada 12 rakaat, dengan rincian :

1). 2 rakaat qobliyah zhuhur                            

2). 2 rakaat ba’diyah zhuhur                              

3). 4 rakaat qobliyah ‘ashar

4). 2 rakaat qobliyah maghrib

5). 2 rakaat qobliyah ‘isyak

Dari uraian diatas, dapat kita fahami bahwa semua shalat fardhu itu memiliki rowatib qobliyah dan ba’diyah. Kecuali sholat shubuh dan ‘ashar yang tidak memiliki rowatib ba’diyah. Sedangkan mengenai sholat Jum’at, kedudukan sholat rowatibnya sama dengan sholat zhuhur.

 Tatacara (Kaifiyat) Sholat Tatacara melaksanakan sholat sunnat rowatib sama dengan tatacara melaksanakan sholat fardhu, baik bacaannya maupun gerakannya. Yang berbeda adalah niat-nya.

Yang perlu diperhatikan dalam mempraktekkan sholat sunnat rowatib antara lain:

Komentar