Sedikit cerita. Beberapa waktu lalu saya ngopi bareng dengan seeorang teman, dia menceritakan lika-liku usaha yg digelutinya. Dia bercerita. Pernah suatu ketika dia melakukan kerjasama dengan seorang temannya untuk memulai usaha yang digagas oleh temannya tersebut, ya. Ia menceritakan mulanya Sebenarnya dia hanya ingin menjadi investor pasif dengan imbal hasil yang sudah disepakati bersama. Dia pun memulai ceritanya “Namanya memulai usaha tentu tidak langsung berjalan mulus, pasti penuh perjuangan dan pengorbanan,” ujarnya. Dia bahkan mengistilahkan perjuangan itu harus sampai berdarah-darah. “aku bahkan sampai harus turun tangan untuk ikut mempromosikan usahanya, bahkan ketika penjualan tidak sesuai ekspektasi dan harus menutup biaya operasional aku mesti keluar uang lagi untuk support modalnya agar tetap kuat.” Lanjutnya
Baca Juga: Berniaga bukan Tentang Bakat
“Eh… setelah beberapa bulan usaha itu mulai menampakkan hasilnya bahkan sudah balik modal, dan mulai menghasilkan.” Masih melanjutkan ceritanya “mungkin karena aku kemudian menarik diri untuk andil dalam perjalanan usaha tersebut dan memilih untuk menjadi investor pasif sesuai harapanku diawal mungkin ya. Eh. Tak lama dari itu temanku datang kepadaku dan berniat untuk mengakhiri kerjasamanya karena merasa telah mampu menjalankan roda usahanya tanpa bantuan modal dan tenaga dariku.” Pungkasnya sambil tertawa, aku pun ikut tertawa, sambil Enteng saja tak jawab. “Yawes biasa ngunu iku bro uwong nek wes kepenak iku bakal nglaleke sopo seng nang sandinge pas naliko susah (sudah biasa seperti itu, orang kalau sudah merasa jaya, dia akan lupa siapa yang ada disampingnya saat susah). padahal secara, sebenarnya dia lebih berpengalaman dari saya dalam hal wirausaha. Kamipun tertawa sampai menjadi pusat perhatian para pengunjung warung kopi. Santai saja kemudian kami menyeruput kopi yang sudah dingin.
Buat pelajaran saja ketika anda memulai melakukan kerjasama usaha dengan siapapun itu, entah teman karib, sahabat, teman sekampung dirantuan dll, setidaknya buatlah perjanjian tertulis yang jelas dan memiliki konsekwensi hukum apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi. Sebab kita tidak pernah tau kapan seseorang terbolak-balikan hatinya
Eksplorasi konten lain dari Ruangku Belajar
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.