Berjuang untuk hidup atau hidup untuk berjuang.

Share Post

Berjuang untuk hidup atau hidup untuk berjuang. Sebagian orang mungkin akan secara langsung memilih hidup untuk berjuang karena memang sering terjadi bias dalam pemahaman umum terhadap pilihan tersebut.  Dikalangan umum banyak yang menilai bahwa orang yang berjuang untuk hidup.  berarti orang yang terus-menerus bekerja keras untuk memperjuangkan kehidupannya untuk mendapatkan materi kekayaan, pangkat, dan kekuasaan atau secara kasar biasa orang umum menyebutnya Kedunyan.  Pun demikian ketika ada seseorang yang mengabdikan dirinya pada Agama, bangsa dan negaranya orang umum pun akan menilai bahwa seseorang tersebut telah mengabdikan hidupnya untuk berjuang.

Penilaian umum tersebut tidaklah salah namun saya memiliki penilaian tersendiri dalam hal ini. Bahwa sesungguhnya keduanya bukanlah pilihan yang harus dipilih salah satunya. Keduanya dapat menjadi pilihan yang dapat berjalan beriringan dan saling melengkapi. Mari bersama-sama merenungi makna dari untaian kalam dalam kitab Ta’limul Muta’allim berikut ini:

.كَمْ مِنْ عَمَلٍ يَتَصَوَّرُ بِصُوْرَة أعْمالِ الدّنْياَ وَيَصِيْرُمِن أَعْمَالِ الآخِرَة بِحُسْنِ النِيَّة . كَمْ مِنْ عَمَلٍ يَتَصَوَّرُ بِصُوْرَة أعْمالِ الأخرة ثُمَّ يَصِيْر مِن أَعْمَالِ الدُّنْيَا بِسُوْءِ النِيَّة

Artinya: “Banyak perbuatan yang tampak sebagai perbuatan duniawi berubah menjadi perbuatan ukhrawi lantaran niat yang bagus. Banyak pula perbuatan yang terlihat sebagai perbuatan ukhrawi bergeser menjadi perbuatan duniawi lantaran niat yang buruk.”

Dari kalam tersebut dapatlah ditarik sebuah pemahaman bahwa suatu amal yang tampaknya amal duniawipun jika diniatkan dengan niat yang baik maka amal tersebut menjadi amal akhirat. Pun sebaliknya suatu amal yang tampaknya amal akhirat jika dengan niat yang buruk maka amal tersebut menjadi amal duniawi.

Demikianlah pentingnya sebuah niat dalam mengarungi setiap perbuatan, pekerjaan dan amaliah yang hendak dilakukan. Maka tidak sepatutnya seseorang memiliki prasangka terhadap suadaranya yang memilih untuk menghabiskan kehidupannya untuk bekerja.  Mengejar urusan duniawinya dengan menghakimi saudaranya tidak mementikangkan kehidupan akhiratnya.  Karena sesungguhnya seseorang tidak mengetahui niat yang ada dalam hati saudaranya.  Bisa jadi yang dilakukan saudaranya yang tampaknya mengejar duniawi  dicatat sebagai amaliah ukhrowi.  Karena ia meniatkannya untuk semata-mata ibadah, bersyukur atas nikmat yang telah dianugerahkan Allah, dan mengharapkan ridho dari Allah SWT. Begitu juga dengan seseorang yang merasa hidupnya untuk berjuang dengan menegakan kalimat Allah. Hendaknyalah ia juga menata niatnya semata-mata mengharapkan ridho dari Allah Ta’ala.

Ga mesti wong kang ngentekne waktune gawe mergawe iku elek.  pie nek umpomo mergawene diniatke ibadah, golek rejeki seng halal, kanggo nafaqohi keluargane?.  mongko kerjoe dadi ibadah umpomo dadi patine naliko mergawe ya Insya Allah termasuk mati syahid.


Eksplorasi konten lain dari Ruangku Belajar

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Flashdisk Kitab Kuning PDF

Komentar

Eksplorasi konten lain dari Ruangku Belajar

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca